Minggu, 11 Oktober 2015

Al Faridzi Setyawan Kelas X-IIS-2 Remedial UTS Bahasa Indonesia

1. Sinonim = Kata yang mempunyai makna yang sama dan dapat saling menggantikan. Contoh = Binatang dan Fauna. Kalimat = Singa adalah binatang yang sangat buas. 2. Antonim = Kata yang memiliki makna yang berbeda dan juga berlawanan. Contoh = Naik dan Turun. Kalimat = Orang itu sedang naik sepeda ontel. 3. Homonim = Kata yang bentuk dan cara pelafalannya sama tetapi maknanya berbeda. Contoh = Bulan Satelit dan Bulan dalam Kalender. Kalimat = Sekarang terjadi bulan purnama. 4. Homograf = Kata yang tulisannya sama tetapi makna dan cara pelafalannya berbeda. Contoh = Apel Upacara dan Apel Buah. Kalimat = Setiap senin saya selalu mengikuti apel di sekolah. 5. Homofon = Kata yang cara pelafalannya sama tetapi makna dan tulisannya berbeda. Contoh = Bank tempat menabung dan Bang kakak atau orang yang lebih tua. Kalimat = Ibu menabung di bank. 6. Hiponim = Kata yang mempunyai hubungan antara makna khusus dan makna umum. Contoh = Motor dan Mobil merupakan Hiponim dari Kendaraan. Kalimat = Motor itu sangat unik sekali. 7. Polisemi = Kata yang memiliki makna yang banyak. Contoh = Kepala : Kepala Pemerintahan, Kepala Desa, Kepala Manusia. Kalimat = Kepala Pemerintahan Indonesia yang pertama adalah Ir Soekarno. 8. Hipernim = Kata yang mewakili banyak kata lain dan dapat menjadi kata umum dari penyebutan kata lainnya. Contoh = Hipernim Hantu : Pocong dan Kuntilanak. Kalimat = Pocong itu hantu yang menyeramkan. Frasa = Salah satu bentuk kata atau jenis kata yang memiliki arti pada setiap katanya. 1. Frasa Verba = Salah satu bentuk kata yang memiliki arti kata kerja. Contoh = Sedang Bersepeda. F V Kalimat = Orang orang yang saya lihat di Car Free Day kebanyakan sedang bersepeda. 2. Frasa Nominal = Salah satu bentuk kata yang memiliki arti kata benda. Contoh = Banyak Motor. F N Kalimat = Di parkiran itu banyak motor yang terparkir. 3. Frasa Adjektifa = Salah satu bentuk kata yang memiliki arti kata sifat. Contoh = Malas Sekali. A F Kalimat = Anak itu malas sekali. 4. Frasa Numerial = Salah satu bentuk kata yang memiliki arti kata jumlah. Contoh = 2 Bus Sekolah. N F Kalimat = Di jalan terlihat 2 bus sekolah secara bersamaan. Konjungsi = Salah satu bentuk kata yang menghubungkan kata, kalimat dan paragraf. 1. Konjungsi Gabungan Contoh = Dan. Kalimat = Jokowi Dodo dan Jusuf Kalla menjadi presiden Indonesia pada saat ini. 2. Konjungsi Pilihan Contoh = Atau. Kalimat = Motor gigi atau motor kopling sama sama mempunyai rem di tangan dan di kaki. 3. Konjungsi Pertentangan Contoh = Akan Tetapi. Kalimat = Sudah lama saya menunggu di stasiun akan tetapi dia belum juga datang. 4. Konjungsi Sebab Contoh = Karena. Kalimat = Orang itu terpeleset karena tidak hati hati saat berjalan. 5. Konjungsi Akibat Contoh = Akhirnya. Kalimat = Akhirnya ia menang setelah berjuang mati matian. 6. Konjungsi Kesimpulan Contoh = Maka. Kalimat = Saat ia tersedak maka ia harus segera minum air. 7. Konjungsi Waktu Contoh = Setelah. Kalimat = Setelah terjatuh anak itu menangis. 1. Kata Baku = Kata yang memiliki arti sesuai dengan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD), Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Tata Bahasa Baku Indonesia (TBBI). Contoh = KB : Sistem, KTB : Sistim, KS : Sistem, KA : System. Kalimat = Indonesia menggunakan sistem demokrasi pancasila. 2. Kata Tidak Baku = Kata yang tidak sesuai dengan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD), Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Tata Bahasa Baku Indonesia (TBBI). Contoh = KTB : Resiko, KB : Risiko, KS : Risiko, KA : Risk. Kalimat = Bila jadi pilot resikonya saat pesawat terjatuh ia tidak akan selamat. 3. Kata Serapan = Kata asing yang disaring atau diserap menjadi kata baku yang sesuai dengan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD), Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Tata Bahasa Baku Indonesia (TBBI). Contoh = KS : Desain, KB : Desain, KTB : Disain, KA : Design. Kalimat = Rumah itu memiliki desain yang bagus. 1. Deskripsi = Suatu bentuk karya tulis yang menggambarkan atau melukiskan suatu objek atau benda kepada para pembaca seolah-olah pembaca merasakan, melihat atau mengalami sendiri topik di dalam tulisan. Contoh = Kucingku. Aku memiliki sebuah kucing yang bernama meow di rumah. Meow adalah jenis kucing Persia yang dihadiahkan keapadaku setahun yang lalu. Seperti kebanyakan kucing Persia lainnya, Meow sangat gemuk dengan bulu-bulu yang sangat halus menutupi seluruh tubuhnya. Meow memiliki bulu berwarna putih seperti salju, hidung yang sangat pesek, dan ekor yang panjang. Meow sangatlah lucu, dia selalu mengikutiku kemanpun aku pergi. Dia juga sangat manja terhadapku, setiap kali dia lapar, meow akan menjilati kakiku. Meow sangatlah rakus, dia gemar menghabisi makanannya dan meminum susu dengan sangat cepat. Tak hanya rakus, Meow juga pemalas, dia selalu menghabiskan harinya dengan tidur di sofa rumahku. 2. Argumentasi = Karangan yang berisi pendapat atau argument penulis tentang suatu hal. Karangan ini bertujuan untuk meyakinkan pembaca agar memiliki pandangan yang sama akan suatu hal dengan pandangan penulis. Contoh = Smart Phone Stupid People. Saat ini kita telah mamasuki zaman tekhnologi yang luar biasa perkembangannya. Semua urusan manusia sekarang sudah dimudahkan oleh hadirnya tekhnologi ini. Salah satu tekhnologi yang sangat berkembang saat ini adalah alat komunikasi atau telephone pintar. Namun, tanpa kita sadari telephone pintar selama ini membuat manusia menjadi bodoh dan malas. Kenapa bisa seperti itu? Hal ini bisa terjadi karena kita telah dimanjakan dengan fitur-fitur yang ada. Kemudahan informasi yang bisa didapatkan manusia tersebut membuat manusia semakin malas untuk mencari atau mempelajari suatu informasi sehingga mereka akan terbiasa untuk mengandlkan smart phone. Tak hanya itu, smart phone juga membuat manusia menjadi pasif dan acuh tak acuh dengan lingkungannya. Ada banyak fitur-fitur yang dapat mengalihkan manusia dari dunianya seperti game, social media, video, dan musik, fitur-fitur tersebut membuat manusia sibuk terhadap smart phone bahkan saat kumpul bersama teman pun mereka saling sibuk dengan smart phonenya masing-maing. Yang terakhir adalah smart phone menghilangkan budaya-budaya yang ada di dalam masyarakat. Saat ini ada fitur peta atau GPS yang memudahkan manusia mencari tempat, kemudahan itu membuat nilai menyapa seseorang di jalan untuk bertanya menjadi hilang. Padahal dengan bertanya mereka bisa saja menjadi teman yang baik. 3. Narasi = Suatu bentuk karya tulis yang berupa serangkaian peristiwa baik fiksi maupun non fiksi yang disampaikan sesuai dengan urutan waktu yang sistematis dan logis. Pada karangan narasi terdapat tahapan-tahapan peristiwa yang jelas, dimulai dari perkenalan, timbul masalah, konflik, penyelesaian dan ending. Contoh = Pertemuan Yang Terindah. Pagi hari itu aku duduk termenung di sebuah taman. Ku pandangi semua bunga-bunga indah yang sedang bermekaran dengan indahnya. Ketika aku sedang menikmati pemandangan dalam kesunyian, tiba-tiba aku mendengar jeritan seorang wanita dari arah belakangku. Aku pun terdiam dan heran, lalu dengan penasaran aku segera menuju sumber suara tersebut. Betapa terkejutnya diriku ketika mengetahui bahwa jeritan tersebut berasal dari seorang wanita manis berbaju biru. Lalu aku dekati wanita itu, “Kamu baik-baik saja?” tanyaku. “Kamu siapa?” jawab wanita itu. Suaranya sangat lembut dan wajahnya yang manis membuat aku terpana oleh pendangan sesat itu. Tanpa sadar bibirku mengeluarkan kata, “Aku mendengar suara teriakan, jadi ku kira Anda sedang dalam masalah,” “oh, aku tidak apa-apa, hanya terkena duri yang ada di tumbuhan ini” jawabnya. Lalu terjadi hening yang panjang dan terjadi pergolakan di dalam hatiku, ingin rasanya berkenalan dengan dirinya, tetapi aku takut. Tak berapa lama, wanita itu pergi meninggalkanku yang berdiri bodoh tanpa berani berkenalan dengannya. Aku pun menyesal, hingga saat ini aku selalu pergi ke taman itu dan berharap bisa bertemu, “gadis manis berbaju biru” itu sekali lagi. 4.Persuasi = Salah satu bentuk karya tulis yang berisi ajakan-ajakan kepada para pembacanya untuk melakukan atau mempercayai suatu hal. Sama halnya dengan karangan argumentasi, karangan persuasi juga dilengkapi dengan pendapat-pendapat penulis yang disertai dengan pembuktian agar pembaca yakin dan mau mengikuti apa yang disampaikan oleh penulis. Karena sifatnya yang berupa ajakan, karangan ini bertujuan untuk meyakini pembaca yang disampaikan oleh penulis untuk melakukan atau mempercayai sesuatu. Contoh = Ayo Hidup Bersih. Hidup bersih merupkan dambaan bagi semua orang, Dengan perilaku hidup bersih, akan menciptakan lingkungan yang sehat sehingga akan berdampak baik pula bagi penghuninya. Seperti yang ada pada pepatah latin, di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat, oleh karena itu, marilah jaga lingkungan kita agar menjadi bersih. Ada banyak cara yang dapat dilakukan untuk berperilaku hidup bersih yaitu, bersihkanlah lingkungan terdekat seperti rumah, halaman, dan lingkungan sekitar rumah. Dengan lingkungan yang bersih, semua bibit penyakit tidak akan tumbuh dan berkembang. Kemudian jaga pula kebersihan diri sendiri seperti, mandi yang teratur, menyikat gigi, dan memotong kuku. Menjaga kebersihan tubuh dengan teratur membuat kita terhindar dari berbagai macam penyakit. Dan yang terakhir konsumsilah makanan sehat dan bergizi agar tubuh menjadi sehat dan kuat. Perilaku hidup bersih di atas sangat penting untuk dilaksanakan agar kita sehat dan terhindar dari penyakit. Oleh karena itu, mulai dari sekarang marilah kita semua menjaga kebersihan lingkungan, kebersihan diri dan kebersihan makanan kita. 5. Eksposisi = Sebuah karangan yang berisi tentang penjelasan-penjelasan atau pemaparan mengenai suatu informasi kepada pembaca. Tujuan karangan ini adalah untuk memberikan informasi yang sejelas-jelasnya kepada pembaca. Contoh = Cara Menanam Singkong. Singkong adalah tumbuhan umbi akar yang kaya akan karbohidrat. Singkong sangat mudah untuk ditanam dengan hanya meletakan batang singkong di tanah singkong akan tumbuh. Tak hanya itu singkong juga dapat tumbuh di semua jenis tanah. Meskipun proses penanamannya sangat mudah, proses penanaman singkong memerlukan perhatian khsusus untuk hasil yang maksimal sebagi berikut: Pilihlah batang singkong yang paling bawah, potong kira-kira sekitar 15 cm dan tajamkan ujungnya. Kemudian letakan pada tempat yang lembab selama 2 minggu hingga tumbuh tunas kecil. Setelah 2 mingggu, tanam singkong pada tanah yang sudah digemburkan sebelumnya. Usahakan jangan menanam singkong saling berdekatan karena akan mengganggu umbi yang akan dihasilkan. Tancapkan ujung singkong pada tanah jangan terlalu dalam agar singkong mudah di cabut saat panen. Demikianlah cara menanam singkong yang baik untuk mendapatkan hasil panen yang maksimal dan menguntungkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar